Menarik! Kelas Literasi Dispusip Kota Madiun: Menggali Makna Film “Surat dari Praha”
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Madiun (instagram.com/@perpusmadiun), telah melaksanakan kelas literasi pada hari Sabtu (18/10). Kelas kali ini dikemas dalam kegiatan diskusi film bertajuk “Surat dari Praha” karya Angga Dwimas Sasongko. Dilaksanakan di Warung Garasi Kota Madiun, kegiatan ini sangat terasa atmosfer semangatnya.
![]() |
| Potret Kelas Literasi Diskusi Film. Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Madiun |
Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Madiun, Bapak L. Darmawan Srivishnu, S.IP., M.SI., mengungkapkan bahwa kegiatan kelas literasi yang diselenggarakan oleh Dispusip Kota Madiun sangat beragam. Di penghujung tahun ini, Dispusip mencoba berinovasi dengan menghadirkan kelas literasi diskusi film. “Film adalah suatu karya yang di dalamnya ada banyak hal yang bisa kita lihat dan pelajari darinya. Kami berharap, kegiatan ini dapat dilaksanakan secara rutin kedepannya,” tuturnya.
Film yang menceritakan tentang perjalanan Laras mengantarkan sebuah kotak surat dari ibunya kepada seseorang bernama Jaya yang berada di Praha (Republik Ceko) menjadi jantung dari film ini. Sebuah cerita yang menggabungkan cinta, drama keluarga, dan sejarah yang dipadukan secara humanistis ini telah mengungkap misteri masa lalu yang rumit di mana para mahasiswa Indonesia yang menjadi eksil akibat peristiwa politik tahun 1965.
![]() |
| Suasana Nonton Bareng Film “Surat dari Praha”. Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Madiun |
Menghadirkan seorang pemantik dengan latar belakang ilmu psikologi, membuat diskusi film ini tak hanya penuh sudut pandang, namun juga sarat akan makna kehidupan. Ibu Mahanani Wilujeng, S.Pd., M.Psi. berhasil membuka perspektif para peserta kelas literasi. “Surat dari Praha” yang bisa dilihat dari berbagai sisi ini menjadi makin hangat ketika dibahas melalui kacamata psikologi.
![]() |
| Sesi Diskusi Kelas Literasi. Sumber: Dokumentasi Penulis |
Melalui film ini, peserta diajak merefleksikan diri dan belajar dari kisah Laras dan Jaya sebagai tokoh utama. Aspek psikologis seperti trauma, konflik internal, dan resolusi diri menjadi hal yang bisa dipelajari dari film ini. Kisah di dalamnya sangat menepuk bahwasannya sangatlah penting seseorang memiliki resiliensi diri yang kuat. Agar luka bisa segera reda dan kita bisa berteman dengan rasa penerimaan yang penuh kesyukuran sehingga bisa memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
Pada akhirnya, kegiatan kelas literasi diskusi film ini memiliki kesan tersendiri bagi peserta. “Sangat senang bisa mengikuti kelas literasi Dispusip Kota Madiun karena ini pertama kalinya ikut diskusi film. Biasanya diskusi atau bedah buku. Ternyata selain buku, ada juga ruang diskusi film seperti ini,” ungkap Syarifa Nadia, salah satu peserta.
![]() |
Kelas Literasi Diskusi Film. Sumber: Dokumentasi Penulis |
Ruang-ruang literasi yang kian bersemi di Kota Madiun, kini sudah mulai menampakkan keelokannya. Salah satu pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Madiun, Ibu Sinta Nuzuliana menyampaikan bahwa dengan adanya kegiatan kelas literasi semacam ini, harapannya fungsi perpustakaan tak hanya sebagai sarana pemenuhan kebutuhan akan bahan bacaan. Namun, juga dapat memerankan fungsi rekreatifnya secara masif.
Perpustakaan dengan fungsi rekreatifnya, akan menjadi tempat refreshing yang nyaman – mendapatkan hiburan sekaligus pengetahuan. Harapannya, masyarakat tak hanya bisa menonton film di bioskop, tapi juga bisa di perpustakaan. “Kelas literasi diskusi film ini dikonsep dengan santai dan terbuka untuk umum agar kita bisa belajar mengambil makna dari berbagai aspek, tak hanya aspek teknis. Karena film juga merupakan buah literasi yang bisa digali maknanya dari berbagai sisi,” jelas beliau dengan semangat berseri.
Oleh : Alvi Intan Nur Aisyah – Instagram / @aisyalvi




Join the conversation