Kenapa Uang Seratus Ribu Sekarang Terasa Cepat Habis? (Bertanya dengan Nada Dering)
Ketika masyarakat kebingungan dengan keuangannya (Gemini AI)
Sadar atau tidak, jika dibandingkan dengan era sebelum pandemi Covid-19, sekarang kita jadi semakin boros walaupun gaya hidup tidak berubah. Uang seratus ribu rupiah di tahun 2025 ini rasanya hampir sama seperti uang seratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah di tahun 2019 silam.
Dahulu kita bisa hidup dua hari dengan uang lima puluh ribu rupiah, sekarang sehari saja sudah habis, kadang juga hanya bertahan sampai jam dua belas siang. Fenomena ini cukup meresahkan, padahal lingkungan hidup kita tidak berubah, porsi makan kita tidak berubah, kebutuhan kita tidak berubah, gaji kita pun juga tidak berubah. (eh)
Ternyata semua itu bukan hanya firasat kita, data terbaru dari BPS per 1 Agustus 2025 mencatat adanya inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 1,87 persen pada Juni 2025, yang kemudian meningkat menjadi 2,37 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 108,60 pada Juli 2025.
Menurut Tegar Rismanuar, pengamat ekonomi. Ia berpendapat bahwa kenaikan dalam waktu singkat inilah yang menunjukkan betapa cepatnya harga barang dan jasa merangkak naik, sementara daya beli masyarakat belum tentu ikut menguat. "Bahasa bayinya, nilai barangnya semakin mahal, dan nilai uangnya turun drastis, itulah yang disebut inflasi", ujar Tegar.
Sialnya, kenaikan ini tak serta merta di ikuti dengan kenaikan gaji bulanan kita. Peningkatan gaji kita memang tidak mengikuti pasar, melainkan dikontrol oleh pemerintah lewat kebijakan yang sebarnya telah diupayakan pemerintah dengan menaikkan UMR.
Sayangnya, tidak semua perusahaan yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini mengikuti aturan UMR. Banyak masyarakat yang bekerja di perusahaan berskala kecil tidak pernah merasakan efek kenaikan UMR karena memang sang owner tidak menaikkannya dengan berbagai argumen, baik yang tepat maupun yang mengada-ada.
Berbagai faktor inilah yang membuat kita semakin mengkis-mengkis, dan akhirnya mampu mengantarkan kita menjadi pribadi yang hemat, sederhana, apa adanya, dan rajin beribadah.
Join the conversation